Kamis, 11 November 2010

MALARIA

A. Penyelidikan Penyakit Malaria
Penyakit malaria adalah sutu jenis penyakit menular yang disebabkan suatu agent tertentu yang infektif  (parasit Plasmodium) dengan perantaraan suatu vektor (nyamuk Anopheles) dapat disebarkan dari sumber infeksi kepada host (manusia susceptible).
Penyakit malaria dikenal secara umum adalah malaria klinis, yaitu penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala klinis dengan gejala utama adalah demam, menggigil secara berkala dan sakit kepala. Dalam keadaan menahun gejala disertai pembesaran limfa, pada malaria berat gejala di atas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran hingga koma.
Epidemiologi penyakit malaria adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran malaria, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam masyarakat. Dalam epidemiologi malaria ada 3 faktor yang harus selalu diperhatikan dan diselidiki hubungannya yaitu host (manusia dan nyamuk), agent (penyebab penyakit), dan environment (lingkungan). Manusia disebut host intermediate, dimana siklus aseksual parasit malaria terjadi, dan nyamuk malaria disebut host defenitive dimana siklus malaria berlangsung.
-          Host (pejamu)
Dalam penularan yang terjadi pada penyakit malaria ada 2 jenis yaitu manusia dan nyamuk Anopheles, dijelaskan sebagai berikut:
a.      Manusia
Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit pada manusia adalah:
·         Usia: anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria dibandingkan orang dewasa
·         Jenis kelamin: proporsi penduduk yang meninggal akibat malaria sekitar 11 orang laki-laki dan wanita 8 orang per 100.000 penduduk
·         Ras: beberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan alamiah terhadap malaria,  misalnya penderita “sickle cell anemia” yaitu suatu kelainan dimana sel darah merah penderita berubah bentuk mirip arit
·         Riwayat malaria sebelumnya: orang yang terinfeksi malaria sebelumnya akan terbentuk imunitas, sehingga tahan lebih lamaterhadap infeksi malaria, contoh penduduk asli daerah endemik akan lebih tahan bila dibandingkan dengan transmigran yang datang dari daerah non endemis.
·         Sosial budaya/ cara hidup: cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan malaria, misalnya tidur tidak memakai kelambu dan senang berada di luar rumah pada malam hari tanpa memakai baju tertutup
·         Sosial ekonomi: keadaan sosial ekonomi masyarakat di daerah endemis  malaria erat hubungannya dengan infeksi malaria
b.      Nyamuk Anopheles spp
Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, yang diperlukan untuk pertumbuhan telurnya. Beberapa perilaku nyamuk yang penting diketahui yaitu:
·         Tempat istirahat/hinggap
-          Eksofilik: nyamuk lebih suka istirahat/hinggap di luar rumah
-          Endofilik: nyamuk lebih suka istirahat/hinggap di dalam rumah
·         Tempat menggigit
-          Eksofagik: lebih suka mengigit di luar rumah
-          Endofagik: lebih suka mengigit di dalam rumah
·         Objek yang digigit
-          Antrofilik: lebih suka menggigit manusia
-          Zoofilik: lebih suka menggigit hewan

-       Agent (penyebab)
Agent adalah plasmodium penyebab penyakit malaria, yang berkembang dan bertambah banyak dalam tubuh nyamuk, yang kemudian ditularkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.

-       Environment (lingkungan)
Environment adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada. Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungan sesuai yang dibutuhkan oleh nyamuk berkembang biak.
      Faktor lingkungan dapat dikelompokkan 4 kelompok yaitu:
a.      Lingkungan fisik
·         Suhu udara
Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik. Masa inkubasi ekstrinsik adalah masa berlangsungnya siklus sporogoni untuk menghasilkan sporosoit yaitu bentuk parasit yang siap untuk ditularkan ke badan manusia
·         Kelembaban udara
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk Anopheles spp. Kelembaban 63% adalah angka terendah yang memungkinkan adanya penularan, kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit dari nyamuk
·         Hujan
Hujan mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk menjadi dewasa. Hal ini tergantung pada curah hujan, jumlah hari hujan, jenis vektor, dan perindukannya. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles spp.
·         Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam merupakan saat terbang nyamuk ke dalam atau ke luar rumah, adalah salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak antara manusia dan nyamuk. Jarak terbang nyamuk dapat diperpanjang atau diperpendek tergantung arah angin.

·         Sinar matahari
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. Anopheles sundaicus lebih suka tempat teduh, sebaliknya Anopheles hyrcanus lebih menyukai tempat yang terbuka
·         Arus air
Anopheles barbirostis menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau mengalir sedikit. Anopheles minimus menyukai tempat perindukan yang aliran airnya cukup deras dan Anopheles letifer di tempat air tergenang
b.      Lingkungan kimiawi
Pengaruh lingkungan kimia adalah kadar garam dari tempat perindukan, contoh Anopheles sundaicus tumbuh optimal di air payau dengan kadar garam antara 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada kadar garam >40%
c.       Lingkungan Biotok (Flora & Fauna)
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tanaman lain dapat mempengaruhi jentik nyamuk, karena dapat menghalangi sinar matahari yang masuk atau melindungi dari serangan makhluk hidup  lain
            Adanya berbagai jenis ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, gambusia, nila, mujair akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah
            Selain itu serangga air seperti Dytiscidae, Belostoma sp, dan Epherepmotera terbukti dapat mengurangi jantik nyamuk Anopheles spp
d.      Lingkungan sosial budaya
Faktor lingkungan sosial budaya setempat juga mempengaruhi besar kecilnya kontak manusia dengan vektor.
            Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam, dimana vektor lebih bersifat eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial masyarakat, akan mempengaruhi angka kesakitan malaria
            Akibat perubahan lingkungan yang kian cepat, memungkinkan timbulnya perindukan buatan manusia sendiri (man made breeding place). Pembangunan jalan dan pembukaan tempat pemukiman baru adalah contoh kegiatan pembangunan yang menimbulkan perubahan lingkungan dan menguntungkan bagi nyamuk malaria
1.      Penyebab
Penyebab malaria di Indonesia saat ini ada 4 macam Plasmodium dan gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1.      Plasmoduim falcifarum, memberikan banyak komplikasi mempunyai gejala yang paling berat, masa infeksi dan inkubasi yang paling pendek, mudah resisten dengan  penngobatan dan memyebabkan malaria tropika (demam tiap 24-48 jam)
2.      Plasmodium vivax, pada umumnya mempunyai gejala yang ringan dan masa inkubasi yang pendek, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana (demam tiap hari ketiga)
3.      Plasmodium malariae, dapat menimbulkan sindroma nerfotik dan memyebabkan malaria kuartana (demam tiap hari keemapt)
4.      Plasmodium ovale, memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh sendiri tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis plasmodium, infeksi semacam ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Tetapi umumnya paling banyak 2 parasit, yaitu campuran antara Plasmodium falcifarum dengan Plasmodium vivax atau Plasmodium malariae
2.      Cara Penularan
1.      Penularan secara alamiah
Jika nyamuk Anopheles menggigit orang sakit malaria maka parasir akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk tersebut parasit akan berkembang dan bertambah banyak kemudian bila menggit orang lain maka parasit ditularkan lagi pada orang tersebut


2.      Penularan yang tidak alamiah
a.     malaria bawaan
Terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita penyakit malaria melalui tali pusat.
b.    Secara mekanik
Terjadi melalui jarum suntik atau tranfusi darah. Penularan melalui jarum suntik terjadi pada orang morfinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril
c.     Secara oral (melalui mulut)
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung dara, ayan dan monyet
B.     Pencegahan Penyakit Malaria
Tindakan-tindakan Pencegahan:
1.      Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
2.      Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
3.      Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4.      Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5.      Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6.      Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
7.      Menyemprot rumah dengan DDT.

C.    Tindak Lanjut Penyakit Malaria
1.      Pemberantasan malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai antara host, agent dan environment. Pemutusan rantai penularan ini harus ditujukan pada sasaran yang tepat, yaitu:
a.      Pemberantasan vektor
Penanggulangan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan rumah dengan insektisida). Dengan dibunuhnya nyamuk maka parasit yang ada dalam tubuh pertumbyhannya tidak sampai selesai sehingga penyebaran/transmisi penyakit dapat terputus.
            Demikian juga kegiatan anti jentik dapat mengurangi atau menghilangkan tempat-tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah (density) nyamuk dapat dikurangi dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria
b.      Penemuan dan pengobatan malaria
·         Mencari penderita malaria
Salah satu cara memutuskan penyebaran penyakit malaria adalah dengan menemukan penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif oleh petugas yang mengunjungi rumah secara teratur (Active Case Detection) maupun dilakukan secara pasif (Passive Case Detection) yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) baik swasta maupun pemerintah yang menunjukkan gejala malaria dan dilakukan pengambilan darah untuk diperiksa di laboratorium
·         Pengobatan penderita malaria
Beberapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita yaitu:
-          Pengobatan malaria klinis
Pengobatan diberikan berdasarkan gejala klinis dan bertujuan untuk menekan gejala klinis dan membunuh gamet untuk mencegah terjadinya penularan
-          Pengobatan radikal
Pengobatan diberikan dengan pemeriksaan laboratorium positif malaria
-          Pengobatan masal (Mass Drug Administration-MDA)
Pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk di daerah KLB
-          Pengobatan kepada penderita demam (Mass Fever Treatment-MFT)




Lia Lestari Siahaan
NIM. E2A009066
Reguler1 2009
Fak. Kesehatan Masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar